Prabowo Subianto Lumbantobing
Presiden Prabowo Subianto dilantik dan mengucapkan sumpah jabatan di Sidang Paripurna MPR

Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto secara resmi mengemban tugas sebagai Presiden Republik Indonesia masa jabatan 2024-2029 pada Minggu, 20 Oktober 2024. Bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming, keduanya dilantik dan mengucapkan sumpah jabatan melalui Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang diselenggarakan di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta.

Presiden Prabowo Subianto pernah dinobatkan menjadi marga Lumbantobing melalui upacara adat yang difasilitasi PPRLB (dahulu PPSLB Sedunia) dan diadakan di Convention Hall Hotel Danau Toba International Medan, pada hari Rabu, pada tanggal 17 Juni 2009.  Dengan pengukuhan itu maka Prabowo resmi menjadi keturunan ke-15 dari silsilah Ompu Sumurung dan menjadi adik bungsu DR Tongam Lumbantobing anak almarhum Viktor Lumbantobing. Saat itu Prabowo juga dikenal masyarakat sebagai calon Wakil Presiden pendamping calon Presiden Megawati.

Dalam upacara adat itu Prabowo diberikan ulos pangampuon dan boras si pir ni tondi oleh Parsadaan Ompu Sumurung dari Jakarta, Medan dan Bona Pasogit selaku dongan tubu (semarga). Upacara itu dihadiri ribuan warga marga Lumbantobing dari Kota Medan, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, lintas etnis dan mewakili marga-marga yang ada di Sumut serta disaksikan elemen pendukung Prabowo di antaranya Pasopati (Prabowo Subianto Pilihan Hati).

Ketua Umum PPRLB Simon Lumbantobing didampingi Ketua DPD Sumut Ir. Erwin Tobing, Riky Tobing, Robert Tobing, Maju Tobing dan Wismar Tobing selaku panitia membacakan AD/ART sekaligus menyambut Prabowo menjadi warga Lumbantobing. Prosesi pemberian marga Lumban Tobing itu digelar secara simbolis kepada Prabowo Subianto dan adiknya Hasyim Djojohadikusumo, diawali dengan permintaan keduanya agar diterima dalam keluarga besar tersebut.

Permintaan itu diterima dan kemudian dilanjutkan dengan upacara adat Batak berupa penyerahan kepala dan ekor kerbau, juga seekor ikan mas berukuran besar. Setelah itu, keduanya diberi kain ulos dari keluarga besar Lumban Tobing dan disambut dengan tarian Tortor dari seluruh warga Batak. Peristiwa 15 tahun silam ini juga disampaikan salah satu tokoh marga Lumbantobing yakni Op Robert Lumbantobing (81) di Tarutung yang ikut menjadi saksi acara tersebut selaku tokoh marga Lumbantobing.

“Prabowo waktu itu juga diulosi perwakilan 29 marga dilanjutkan dengan pemberian ulos dari pihak tulang Silalahi dan pihak hula-hula marga Pardede yang dilakukan Rudolf Pardede karena isteri Tongam Tobing adalah Mary Pardede,” terang Op Robert.

Prabowo Subianto begitu erat dengan keluarga Batak. Op Robert menjelaskan, dalam acara penobatan marga Lumbantobing , Prabowo sering dipanggil Bataknya Jawa. Karena dirinya berasal dari Jawa yang setengah Banyumas, yang mana pada masyarakat Jawa dikenal memiliki kesamaan ciri khas dengan orang Batak yaitu lugas, blak-blakan tidak berputar-putar dan dinilai keras.

“Dulu saya dibilang Bataknya Jawa. Kini saya sudah jadi warga Batak. Orang Batak itu banyak yang berhasil jadi tentara. Di TNI kalau nggak orang Banyumas ya orang Batak. Orang Batak dari luar kelihatan galak tapi hatinya baik,” kata Op Robert menirukan ucapan Prabowo waktu itu.

Prabowo saat itu juga mengajak seluruh anak bangsa untuk menghargai Bhinneka Tunggal Ika.  Kemajemukan dan keanekaragaman inilah yang sejak awal menjadi modal Indonesia untuk membentuk dan menjadi sebuah bangsa dan negara yang besar.**

Sumber :
Prabowo Sandang Marga Lumban Tobing
Prabowo Pernah Dinobatkan Menjadi Marga Lumbantobing

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *